Analisa Keunggulan dan Kelemahan Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2022
Timnas Korea Selatan merupakan satu-satunya tim asal Asia di Grup H Piala Dunia Qatar 2022. Meski terlihat lemah, Korea Selatan sebenarnya cukup berpeluang untuk bisa melaju hingga babak gugur. Bermodalkan pemain muda bertalenta yang membesarkan nama masing-masing di Liga Eropa, para penggemar tentu akan sangat mengharapkan yang terbaik dari tim berjuluk Taegeuk Warriors tersebut.
Untuk membangkitkan selera anda dalam mengikuti turnamen Piala Dunia 2022 ini, Arenascore sebagai Agen Piala Dunia Bank BNI telah mencoba mengamati Keunggulan dan Kelemahan dari Timnas Korea Selatan, untuk diinformasikan kepada anda. Namun pastikan anda juga telah memiliki akun untuk bisa langsung bertaruh di Sbobet nanti. Jika belum, Daftar Agen Piala Dunia Bank BNI segera atau bank-bank lainnya.
Keunggulan Timnas Korea Selatan :
Timnas Korea Selatan pernah menduduki peringkat keempat pada Piala Dunia 2002 silam, saat mereka menjadi tim tuan rumah bersama dengan Jepang. Setelah itu, hasil terbaik yang mereka dapatkan adalah babak 16 besar pada Piala Dunia Afrika 2010. Hal yang mengejutkan adalah, Korea Selatan belum pernah gagal untuk lolos ke Fase Grup sejak tahun 1986. Dengan kata lain, Korea Selatan memiliki potensi yang berbeda dengan kandidat-kandidat dari Asia yang lainnya.
Hwang Ui-Jo, diprediksi bakal menempati posisi penyerang utama bagi Timnas Korea Selatan. Mengawali karir bersama Seongnam FC, penampilannya membuat Gamba Osaka tertarik untuk menawarkan kontrak bermain selama 3 musim. Hwang Ui-Jo juga bermain untuk salah satu klub di Liga 1 Perancis, Bordeaux, sebelum akhirnya dijual ke Nottingham Forest dengan harga 3,6 juta Euro. Saat ini, dirinya tengah dipinjamkan ke Olympiakos, dan belum terlihat memberikan konstribusi yang memukau.
Meski banyak yang berasumsi bahwa Son Heung-Min yang akan menjadi aktor utama Korea Selatan dalam mencetak gol, justru Hwang Ui-Jo lah yang akan menjadi sumber gol utama bagi Taegeuk Warriors selama di ajang Piala Dunia Qatar 2022 ini.
Selama beberapa dekade terakhir, ada kesepakatan yang hampir bulat bahwa bek terbaik Korea Selatan sepanjang masa adalah Hong Myung-Bo, yang menghiasi 4 Piala Dunia dan memenangkan Bola Perunggu pada edisi 2002 di Korea/Jepang. Namun sekarang, Kim Min-Jae, seorang bek muda yang baru saja debut di tim senior pada tahun 2017 dan belum pernah mencicipi pertandingan besar di kompetisi akbar, sedang dibicarakan sebagai pewaris Hong. Beberapa bahkan menyatakan bahwa dia telah melampaui sang bek legendaris. Setelah menghabiskan hanya satu musim di klub raksasa Turki, Fenerbahce, Kim pindah ke klub Serie A, Napoli, untuk menggantikan Kalidou Koulibaly, yang pindah ke Chelsea pada musim panas lalu.
Hwang In-Beom, merupakan pemain serba bisa yang dapat menciptakan peluang mencetak gol seperti pemain nomor 10, tanpa kenal lelah bekerja seperti box-to-box nomor 8, atau berdiri di depan lini belakang untuk menambah stabilitas tim seperti nomor 6. Dia adalah inti dari taktik Paulo Bento dalam mendominasi penguasaan bola di lini tengah untuk membangun permainan, selama Piala Dunia 2022 ini. Setelah impiannya pindah ke Eropa gagal terwujud pada 2019, dia memilih klub MLS, Vancouver Whitecaps, sebuah keputusan yang membuat beberapa penggemarnya bingung. Saat ini, Hwang In-Beom tengah berseragam Olympiakos, setelah sempat berlabuh juga di klub asal Rusia, Rubin Kazan, selama 2 musim.
Jung Woo-Young dipastikan akan berduet dengan Hwang In-Beom di lini tengah untuk menjadi otak serangan utama Timnas Korea Selatan. Dibawah naungan pelatih Paulo Bento, Korea Selatan cenderung mengolah bola dari sisi ke sisi untuk menikmati penguasaan bola sebelum maju memanfaatkan celah di pertahanan lawan. Cara ini, bagaimanapun, memiliki kekurangannya tersendiri, terutama jika dijalankan dengan buruk, dan tanpa dukungan pemain yang tepat. Disinilah, tugas Jung Woo-Young untuk bisa lebih fokus mencari celah di pertahanan lawan melalui lapangan tengah. Dengan kombinasi yang cukup menarik ini, Korea Selatan seakan tidak memiliki ketakutan untuk menghadapi lawan dalam duel di tengah lapangan, selama di Piala Dunia 2022 ini.
Kelemahan Timnas Korea Selatan :
Menjadi kandidat asal Asia, Timnas Korea Selatan tentu tidak begitu diharapkan untuk bisa lolos dari Grup H Piala Dunia Qatar 2022, yang berisikan Portugal, Uruguay, dan Ghana. Korea Selatan diprediksi hanya akan berhasil menyingkirkan wakil Afrika, Ghana, dalam 3 laga yang akan mereka jalani. Hal itu berarti, Korea Selatan akan kembali mengulangi hasil yang sama seperti edisi Piala Dunia yang sebelumnya, yakni hanya bermain sebatas penyisihan grup.
Cedera kepala serius yang dialami sang bintang utama sekaligus kapten Timnas Korea Selatan, Son Heung-Min, dipastikan akan menjadi mimpi buruk bagi Negara penghasil Ginseng tersebut. Sebelumnya, Son Heung-Min telah dipersiapkan untuk menemani Hwang Ui-Jo di lini serang. Namun cedera yang dialaminya pada awal November lalu saat Tottenham Hotspur bertandang ke markas Marseille, dan dirinya ditarik keluar pada menit ke 29, membuktikan bahwa dirinya bisa jadi tidak akan membela Korea Selatan selama penyisihan grup berlangsung. Dengan kata lain, Taegeuk Warriors harus bermain tanpa sang kapten di ajang Piala Dunia 2022 ini.
Pemain-pemain dari Timnas Korea Selatan memiliki kelemahan ketika bermain cukup lama. Kualitas yang dimiliki para pemain akan menurun menjelang laga berakhir. Dimana stamina orang Asia yang pada umumnya sangat berbeda dengan pemain-pemain berdarah Eropa, Amerika, hingga Afrika. Dalam hal ini, satu-satunya harapan Korea Selatan untuk menang adalah bermain offensif sejak awal laga, dan bertahan penuh dalam 20 menit sebelum laga usai. Namun taktik tersebut dipercaya tidak cukup untuk menghentikan gempuran serangan lawan yang bertubi-tubi, mengingat kecepatan para pemain dan kekuatan tubuh yang tak seimbang dengan pemain asing lainnya.